Tuduhan Besar Terhadap Krafton
Ada tuduhan serius yang kini dihadapi Krafton: Diduga Krafton Pakai ChatGPT untuk mencari cara agar tidak membayar bonus $250 juta (earn-out) kepada pendiri studio Subnautica 2. Gugatan diajukan oleh mantan eksekutif dari studio tersebut, yang menyatakan bahwa mereka dipecat setelah menolak renegosiasi bonus.
Baca Juga:
Pemain Keturunan Indonesia Tinggalkan Man City demi Kuliah
Skema “Project X” dan Negosiasi Rahasia
Berdasarkan dokumen hukum, Krafton disebut membentuk semacam tim rahasia bernama “Project X” untuk mengeksplorasi dua skenario: melakukan renegosiasi bonus atau bahkan mengambil alih studio secara penuh. Ketika negosiasi gagal, perusahaan menuding mantan pendiri studio tidak lagi terlibat aktif — dan kemudian memecat mereka.
Konsultasi dengan ChatGPT
Salah satu poin paling kontroversial adalah bahwa CEO Krafton, Kim Chang-han, kabarnya menggunakan ChatGPT untuk “brainstorm” cara agar Krafton bisa menghindari pembayaran earn-out. Menurut klaim penggugat, AI memberi masukan bahwa membatalkan pembayaran tersebut akan “sulit”. Namun, menurut dokumen hukum, Krafton menolak menyerahkan catatan percakapan ChatGPT tersebut, dengan alasan bahwa catatan itu “tidak lagi ada”.
Argumen Pihak Penggugat
Para pendiri studio menuduh bahwa penundaan peluncuran Subnautica 2 sengaja dilakukan agar target pencapaian untuk mendapatkan bonus tidak tercapai. Dengan begitu, Krafton akan lebih mudah membatalkan kewajiban pembayaran. Tuduhan ini diperkuat dengan dugaan penggunaan ChatGPT sebagai alat strategi.
Tanggapan Krafton
Krafton membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa alasan pemecatan dan penundaan bukanlah semata-mata soal uang. Mereka mengklaim para pendiri kurang aktif dalam pengembangan dan menolak beberapa permintaan perusahaan. Krafton juga menyebut permasalahan AI dan ChatGPT sebagai “distraksi” dari penggugat dalam proses hukum.
Potensi Dampak Industri Game
Jika tuduhan ini terbukti, hal ini bisa menjadi preseden besar dalam industri game untuk penggunaan AI pada perencanaan keuangan dan negosiasi kontrak. Selain itu, reputasi Krafton bisa mengalami tekanan kuat, apalagi jika publik menilai tindakan tersebut sebagai manipulatif dan tidak etis.
Kesimpulan
Kasus “Diduga Krafton Pakai ChatGPT” menunjukkan bagaimana AI bisa diseret ke dalam konflik bisnis besar. Tuduhan bahwa mereka menggunakan ChatGPT untuk menghindari pembayaran jutaan dolar menimbulkan pertanyaan serius tentang etika perusahaan dan dampak AI dalam negosiasi finansial. Hasil dari gugatan ini bisa membuka babak baru dalam regulasi penggunaan AI di korporasi game.